Makalah
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN
PELAYANAN KESEHATAN
Disusun oleh:
Kelompok 3
NIA LESTARI 713701S 013018
NOVA JULYA 713701S 013019
MURNI FARIZA 713701S 013015
JIHAN AMALIA 713701S 013009
Semester 3
APIKES YSB BANDA ACEH
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Banda Aceh, 23 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang............................................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah........................................................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................................................2
1.1. Latar belakang............................................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah........................................................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manajemen Informasi Data Agregat
Pelayanan Kesehatan...........................................3
2.2. Sumber Pengumpulan Data..........................................................................................................4
2.3. Sistem Informasi Rekam Medis....................................................................................................4
2.4. Pengolahan Data Medis...............................................................................................................4
2.5. Penyusunan Dan Analisis Data.....................................................................................................5
2.6. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit..............................................................................5
2.7. Pengelolaan sistem Informasi Rumah Sakit...................................................................................5
2.8. Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit.............................................................................................6
2.9. Kegunaan Sistem Informasi Rumah Sakit.....................................................................................8
2.10.
Indikator Pelaporan Di Pelayanan Kesehatan..............................................................................8
2.11.
Grafik Barber Johnson..............................................................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................................12
3.2. Saran.......................................................................................................................................12
Daftar pustaka
Data agregat adalah fakta atau data sebagai sumber data kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan masyarakat.
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan
merupakan suatu yang sangat penting di dalam dunia kesehatan melalui sistem ini
diharapkan kualitas kesehatan khususnya di Indonesia. Melalui sistem ini tujuan
pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif dan tepat sasaran.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang
masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan
lain yang saling menunjang.
Dalam
teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.
Dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan, seorang pelayan kesehatan harus mengetahui dan
menerapkan Sistem informasi kesehatan dan manajemen data kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan
dalam berbagai perspektif yakni perspektif fungsional dan perspektif arsitektur
teknologi. Dua perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk
sistem informasi kesehatan saja tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.
Tujuan
pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setingi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan
yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah,
swasta, dan masyarakat. Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat
dipertanggungjawabkan merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan.
Dalam
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan telah diamanatkan bahwa
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem informasi dan lintas
sektor. Sering dengan era desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan
telah dikembangkan baik di pemerintah pusat atau daerah, sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing. Selain melaksanakan program
pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan, pemerintah daerah juga
diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem informasinya, baik di tingkat
dinas kesehatan dan puskesmas mau pun rumah sakit.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
teori dari sistem pelayanan kesehatan
2.
Apa saja
sumber pengumpulan data
3.
Bagaimana
sistem informasi rumah sakit
4.
Bagaimana
pengelolaan sistem informasi rumah sakit
5.
Apa saja
jenis sistem informasi rumah sakit
6.
Bagaimana
Indikator pelaporan di pelayanan kesehatan
1.3. Tujuan
1.
Mengetahui
sistem pelayanan kesehatan
2.
Mengetahui
sumber pengumpulan data
3.
Mengetahui
kegunaan sistem informasi rumah sakit
4.
Mengetahui
cara pengelolaan sistem informasi rumah sakit
5.
Mengetahui
jenis-jenis sistem informasi rumah sakit
6.
Mengetahui
indikator-indikator pelaporan di pelayanan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manajemen
Informasi Data Agregat Pelayanan Kesehatan
Data adalah deskripsi dasar tentang sesuatu, kejadian, kegiatan, dan
transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan namun tidak
terorganisir untuk menyampaikan suatu arti khusus.
Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki
arti.Data merupakan sumber informasi.Data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian (even) dan kesatuan nyata (fact and entity).Kualitas
suatu informasi tergantung pada empat hal, yaitu informasi yang akurat
(accurate), tepat pada waktunya (timely basic), relevan (relevance) dan
lengkap.
Manajemen
data adalah Rangkaian kegiatan pengelolaan data mulai dari kegiatan pencatatan,
pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga menjadi suatu informasi.
Tahapannya
dari Manajemen data adalah
1.
Pencatatan
Data
2.
Pengumpulan
Data
3.
Pengolahan
Data termasuk didalamnya analisis data
4.
Penyajian/visualisasi
Data
Data agregat adalah fakta atau data sebagai sumber data kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan masyarakat.
Melalui lingkup
manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-laporan mengenai:
1.
Pendapatan
rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2.
Penerimaan
kasir secara periodik,
3.
Tagihan
dan kwitansi pembayaran pasien,
4.
Rekam
medis pasien,
5.
Data
kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1),
6.
Data
morbiditas pasien rawat inap (RL2a),
7.
Data
morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),
8.
Manajemen
ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9.
Penerimaan
kasir pada bagian farmasi/apotik,
10.
Data
morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11.
Data
morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),
2.2.
SumberPengumpulan Data
1. Data Primer
(Primary Data) : ialah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk
tujuan tertentu melalui survei lapangan
dengan menggunakan semua metode pengumpulan data original.
2. Data Sekunder
(Secondary Data) : ialah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
2.3.
Sistem
Informasi Rekam Medis
Pemanfaatan
komputer sebagai alat pengumpul data rekam medis harus segera dilaksanakan.Pemanfaatan
data rekam medis menjadi bagian dari sistem informasi rumah sakit, merupakan
langkah maju yang perlu segera dilaksanakan dalam menghadapi perubahan yang
sangat cepat dimana dampak globalisasi sudah mulai dapat dirasakan. Bila pengembangan
sistem informasi rekam medis terlambat, maka upaya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan terlambat.
Manfaat komputer sebagai alat
pengumpul data rekam medis antara lain:
1.
Menghemat waktu
2.
Menghemat biaya
3.
Menghindari
duplikasi pekerjaan
4.
Memperpendek
proses
5.
Tuntutan efektifitas,
efisiensi, dan produktifitas kerja, maka peran computer menjadi semakin penting
2.4.
Pengolahan Data
Medis
Sebelum
dilakukan pengolahan, berkas-berkas rekam medis tersebut diteliti
kelengkapannya baik isi maupun jumlahnya. Rekapitulasi dari sensus harian
diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan
formulir-formulir rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut
morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 1994).
2.5. Penyusunan Dan Analisis Data
1. Data deskriptif, masih menggambarkan
keadaan apa adanya dan belum memberikan gambaran makna daripada keadaan
tersebut.
2. Data analitik, sudah dapat
memberikan makna dari pola keadaan sesuatu sehingga dapat memberikan suatu
informasi yang dapat dipakai sebagai bahan tindak lanjut oleh pengambil
keputusan.
2.6.
Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem
informasi rumah sakit di Indonesia sudah dikembangkan sejak tahun 1972, dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 651/XI-AU/PK/72 yang
mengatur sistem pelaporan rumah sakit sebagai pengganti sistem yang sebelumnya
ada. Pada perkembangan berikutnya, sistem pelaporan rumah sakit
disempurnakan kembali sebagai revisi ketiga dengan surat keputusan menteri
kesehatan RI No 691 A /Menkes/SK/XII/84. Pembakuan dari pada sistem pelaporan
rumah sakit merupakan landasan di dalam upaya memantapkan sistem informasi
rumah sakit, karena salah satu modal utama untuk menunjang kelancaran informasi
adalah tersedianya data dasar dari unit pelapor.
2.7.
Pengelolaan Sistem
Informasi Rumah Sakit
a.
Pencatatan
Pencatatan
disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis seorang pasien ke
dalam rekam medis. Data pasien dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu
data sosial dan data medis.
Untuk
mendapatkan data medis yang baik, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh
dokter dan ahli di bidang kesehatan lainnya, yaitu mencatat secara tepat waktu,
up to date, cermat dan lengkap, dapat dipercaya dan menurut kenyataan,
berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak bertele-tele, bersifat
subjektif sehingga menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan
pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.
Bentuk catatan
dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:
1. Catatan yang bersifat kolektif
Catatan
ini dalam bentuk buku yang sering disebut buku register. Buku register ini
merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.
2. Catatan yang bersifat individual
Catatan
ini mendokumentasikan segala tindakan medik yang diberikan kepada seorang
pasien.Bentuk catatan ini berupa lembaran-lembaran yang dinamakan rekam medis.
2.8.
Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem
pelaporan rumah sakit merupakan bagian dari sistem informasi rumah sakit
berbagai data tentang kegiatan rumah sakit dikumpulkan untuk mewujudkan sistem
ini. Data tersebut dikumpulkan melalui berbagai formulir standart sesuai
dengan frekuensi dan periodenya.
jenis data dan
formulir yang perlu dilaporkan antara lain :
1.
Data kegiatan
rumah sakit (RL.1)
Formulir RL.1 merupakan formulir
rekapitulasi yang mencakup berbagai kegiatan rumah sakit seperti rawat inap,
rawat jalan, pelayanan instalasi rawat darurat, kegiatan bedah dan non bedah,
pelayanan kesehatan gigi, kegiatan radiologi, pengujian kesehatan, rehabilitasi
medik, latihan kerja, pelayanan kesehatan jiwa, kegiatan transfusi darah,
kegiatan pengujian kesehatan, kegiatan farmasi rumah sakit, kegiatan
pemeriksaan laboratorium klinik, kegiatan rujukan, kegiatan keluarga
berencana. Formulir ini dibuat setiap triwulan oleh masing-masing rumah
sakit berdasarkan pencatatan harian yang dikompilasikan setiap bulan. Data yang
dilaporkan mencakup semua keadaan mulai tanggal 1 bulan pertama sampai
dengan tanggal 30 atau 31 bulan ketiga pada triwulan yang bersangkutan.
2.
Data kegiatan
morbiditas rumah sakit, terdiri dari :
1.
Kegiatan morbiditas individual
pasien rawat inap yang meliputi :
·
Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1)
yang isinya mencakup: jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar,
diagnosis, penyebab luar cedera dan keracunan, operasi atau tindakan keadaan
keluar rumah sakit dan sebagainya.
·
Morbiditas untuk pasien kebidanan
(RL.2.2) yang isinya mencakup : jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal
keluar, cara melahirkan, diagnotis utama, masa getasi, operasi atau tindakan.
Keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan, paritas, dan jumlah kelahiran
hidup atau mati.
·
Morbiditas untuk bayi lahir di rumah
sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup: tanggal masuk dan tanggal keluar pasien,
tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan lahir, diagnosis utama, dan keadaan
keluar rumah sakit.
2. Rekapitulasi data keadaan morbiditas
rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan RL2a1 untuk laporan survailans terpadu)
memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan
menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit ke sepuluh.
Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah pasien
keluar menurut golongan umur, serta jumlah pasien keluar mati.
3. Data status informasi (RL2c)
sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi tentang penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
4.
Rekapitulasi data keadaan morbiditas
pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b, dan RL 2b1), memuat data kompilasi
penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut daftar
tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk
masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah kasus baru
menurut golongan umur dan serta jumlah kunjungan.
5. Data inventarisasi (data dasar)
rumah sakit (RL 3), memuat data identitas rumah sakit, surat ijin
penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas kesehatan gigi, fasilitas
tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.
6.
Data ketenagaan rumah sakit (RL 4),
memuat informasi rekapitulasi data jumlah tenaga yang bekerja di rumah sakit
menurut kualifikasi pendidikan dan status kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan
data individual ketenagaan rumah sakit memuat data pribadi, data pekerjaan,
pendidikan lanjut, pengalaman kerja, latihan jabatan dan status kepegawaian.
7. Data peralatan rumah sakit (RL5)
memuat informasi rekapitulasi data jumlah peralatan medik yang ada di rumah
sakit menurut sumber pengadaan dan keadaannya, dan RL5a yang merupakan data
individual peralatan medik di rumah sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe
atau model, kapasitas dan sebagainya (Ditjen Yan.Med, 1992).
2.9.
Kegunaan Sistem Informasi Rumah Sakit
Kegunaan sistem
informasi RS dapat dibedakan menjadi
a.
Sistem informasi untuk pembangunan rumah sakit
Informasi yang
dikirim dari sumber informasi (rumah sakit) ke pusat (Depkes) dapat dipakai
sebagai acuan atau pedoman.
b.
Sistem informasi untuk manajemen rumah sakit
Informasi yang
dihasilkan oleh rumah sakit dapat dipakai untuk keperluan manajemen dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan dan pengembangan rumah sakit yaitu
peningkatan mutu, cakupan, dan efisiensi pelayanan.
2.10. Indikator-Indikator Pelaporan Di Pelayanan Kesehatan
1.
BOR (Bed Occupancy Ratio)
BOR
adalah angka penggunaan tempat tidur. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator
ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus:
BOR
= ( Jumlah hari perawatan rumah sakit /
(jumlah tempat tidur X jumlah hari
dalam satu periode )) X 100
2.
AVLOS (Average Length Of Stay)
AVLOS
adalah rata-rata lamanya pasien dirawat. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum, nilai
AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus:
AVLOS
= Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)
3.
TOI (Turn Over Interval)
TOI
menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus
:
TOI
= (( Jumlah tempat tidur X periode ) – hari perawatan/
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
4.
BTO (Bed Turn Over)
BTO
adalah angka perputaran tempat tidur. Menurut Depkes RI (2005), BTO adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus:
BTO
= jumlah pasien keluar (hidup + mati) /
Jumlah tempat tidur
5.
NDR (Net Death Rate)
NDR menurut
Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap
1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit. Angka dianjurkan kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Rumus:
NDR = (jumlah
pasien mati > 48 jam / jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X
1000 %
6.
GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut
Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Angka dianjurkan kurang dari 45 per 1000.
Rumus:
GDR = (Jumlah
pasien mati seluruhnya / jumlah pasien keluar
(hidup + mati)) X 1000 %
2.11. Grafik Barber Johnson
Barry Barber, MA, PhD, Finst P,
AFIMA dan David Johnson, MSc pada tahun 1973 berhasil menciptakan suatu grafik
yang secara visual dapat menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi baik dilihat
dari sudut pandang medis maupun ekonomi. Sudut pandang medis dimaksudkan,
terkait dengan mutu pelayanan medis dan sudut pandang ekonomi, yaitu terkait
dengan pendayagunaan sarana yang ada.
Penciptaan ini merupakan suatu
usaha untuk mendayagunakan statistik rumah sakit dalam rangka memenuhi
kebutuhan pihak manajemen akan indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit.
Barber dan Johnson menjelaskan bagaimana pemakaian empat parameter sebagai
salah satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit dan ke empat parameter
tersebut dapat digambarkan dalam satu grafik secara bersamaan.
Adapun ke empat parameter
tersebut adalah:
1.
Lamanya rata-rata pasien dirawat
atau lengh of stay atau mean duration of stay
2.
Lamanya rata-rata tempat tidur
tidak terisi (kosong) atau turn over interval
3.
Persentase tempat tidur yang
terisi atau percentage bed occupancy
4. Pasien dirawat yang keluar dalam
keadaan hidup dan yang meninggal (discharges) per tempat tidur (yang siap
pakai) selama setahun atau bed turn over rate atau throughput.
Makna Grafik
Barber Johnson
1. Semakin dekat titik/ garis
percentage bed occupancy dengan sumbu Y, maka percentage bed occupancy semakin
tinggi.
2. Semakin dekat garis throughput
dengan perpotongan sumbu X dan Y, maka menunjukkan bahwa discharges dan deaths
per available bed (throughput) semakin tinggi jumlahnya.
3.
Jika rata-rata turn over interval
tetap, tetapi length of stay berkurang, maka percentage bed occupancy-nya akan
menurun (Benjamin dan Perkins, 1961).
4. Bila mana turn over interval
tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi yang kurang baik, kurangnya
permintaan (demand) akan tempat tidur atau kebutuhan tempat tidur darurat (the
level and pattern of emergency bed requirements). Turn over interval yang
tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikan informasi, tanpa
mempengaruhi length of stay.
5.
Bertambahnya length of stay
disebabkan karena kelambanan administrasi (administrative delays) di rumah
sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien
(patient scheduling) atau kebijaksanaan di bidang medis ( medis policy).
6.
Daerah efisien adalah daerah yang
dibatasi oleh nilai:
a. Turn
over interval antara 1 s/d 3 hari
b. Percentage
bed occupancy minimal 75 %
Penggunaan
Grafik Barber Johnson
Grafik Barber Johnson sangat
bermanfaat untuk mengadakan perbandingan atau dapat digunakan sebagai alat
untuk membantu menganalisis, menyajikan, dan mengambil keputusan mengenai:
1.
Perbandingan dalam kurun waktu
Pergerakan ke
empat parameter secara trend dalam periode waktu tertentu.
2.
Memonitor kegiatan
Memonitor
kecenderungan perkembangan kegiatan di dalam rumah sakit.
3.
Perbandingan antar rumah sakit
4.
Meneliti akibat perubahan
kebijaksanaan
5.
Mengecek kesalahan laporan
Nilai-nilai
dari ke empat parameter saling terkait. Sehingga apabila ada nilai yang salah
di antara keempatnya, maka akan berdampak pada visualisasi pada grafik Barber
Johnson yang janggal/keliru.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan
di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
3.2.
Saran
Rumah
sakit merupakan salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan dimana
membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup
memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan
yang terkait lainnya. Oleh kerena itu setiap Rumah sakit hendaknya memiliki
Sistem Informasi yang lengkap, cepat, terpercaya, dan memenuhi standar yang
sudah ditetapkan oleh UUD. Dimana semua itu bertujuan untuk membantu para
pengelola program kesehatan, kemudian dalam pengambilan kebijakan dan keputusan
dalam setiap pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar