Sabtu, 08 November 2014

MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN


Makalah
MANAJEMEN INFORMASI DATA AGREGAT SISTEM PELAPORAN PELAYANAN KESEHATAN


Disusun oleh:

Kelompok 3

NIA LESTARI 713701S 013018
NOVA JULYA 713701S 013019
MURNI FARIZA 713701S 013015
JIHAN AMALIA 713701S 013009

Semester 3



APIKES YSB BANDA ACEH
TAHUN AJARAN 2014/2015





KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Banda Aceh, 23 Oktober 2014



Penulis




DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
      1.1.  Latar belakang............................................................................................................................1
      1.2.  Rumusan masalah........................................................................................................................2
      1.3.  Tujuan.........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
      2.1.  Pengertian Manajemen Informasi Data Agregat Pelayanan Kesehatan...........................................3
      2.2.  Sumber Pengumpulan Data..........................................................................................................4
      2.3.  Sistem Informasi Rekam Medis....................................................................................................4  
      2.4.  Pengolahan Data Medis...............................................................................................................4
      2.5.  Penyusunan Dan Analisis Data.....................................................................................................5
      2.6.  Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit..............................................................................5
      2.7.  Pengelolaan sistem Informasi Rumah Sakit...................................................................................5
      2.8.  Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit.............................................................................................6
      2.9.  Kegunaan Sistem Informasi Rumah Sakit.....................................................................................8
      2.10. Indikator Pelaporan Di Pelayanan Kesehatan..............................................................................8
      2.11. Grafik Barber Johnson..............................................................................................................10
BAB III PENUTUP
      3.1.   Kesimpulan..............................................................................................................................12
      3.2.   Saran.......................................................................................................................................12
Daftar pustaka



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam dunia kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di Indonesia. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan lain yang saling menunjang.

Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan, seorang pelayan kesehatan harus mengetahui dan menerapkan Sistem informasi kesehatan dan manajemen data kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif yakni perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dua perspektif ini bersifat generik dan tidak hanya berlaku untuk sistem informasi kesehatan saja tetapi juga untuk sistem informasi lainnya.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah, swasta, dan masyarakat. Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan telah diamanatkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem informasi dan lintas sektor. Sering dengan era desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan telah dikembangkan baik di pemerintah pusat atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-masing. Selain melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan, pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem informasinya, baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas mau pun rumah sakit.

1.2.      Rumusan Masalah
1.        Bagaimana teori dari sistem pelayanan kesehatan
2.        Apa saja sumber pengumpulan data
3.        Bagaimana sistem informasi rumah sakit
4.        Bagaimana pengelolaan sistem informasi rumah sakit
5.        Apa saja jenis sistem informasi rumah sakit
6.        Bagaimana Indikator pelaporan di pelayanan kesehatan

1.3.  Tujuan
1.      Mengetahui sistem pelayanan kesehatan
2.      Mengetahui sumber pengumpulan data
3.      Mengetahui kegunaan sistem informasi rumah sakit
4.      Mengetahui cara pengelolaan sistem informasi rumah sakit
5.      Mengetahui jenis-jenis sistem informasi rumah sakit
6.      Mengetahui indikator-indikator pelaporan di pelayanan kesehatan



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian Manajemen Informasi Data Agregat Pelayanan Kesehatan

Data adalah deskripsi dasar tentang sesuatu, kejadian, kegiatan, dan transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan namun tidak terorganisir untuk menyampaikan suatu arti khusus.

Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.Data merupakan sumber informasi.Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (even) dan kesatuan nyata (fact and entity).Kualitas suatu informasi tergantung pada empat hal, yaitu informasi yang akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basic), relevan (relevance) dan lengkap.

Manajemen data adalah Rangkaian kegiatan pengelolaan data mulai dari kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga menjadi suatu informasi.
Tahapannya dari Manajemen data adalah
1.    Pencatatan Data
2.    Pengumpulan Data
3.    Pengolahan Data termasuk didalamnya analisis data
4.    Penyajian/visualisasi Data

Data agregat adalah fakta atau data sebagai sumber data kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.

Sistem informasi kesehatan merupakan integrasi antara perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan masyarakat.

Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporan-laporan mengenai:
1.        Pendapatan rawat inap dan jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2.        Penerimaan kasir secara periodik,
3.        Tagihan dan kwitansi pembayaran pasien,
4.        Rekam medis pasien,
5.        Data kegiatan rumah sakit dalam triwulan (RL1),
6.        Data morbiditas pasien rawat inap (RL2a),
7.        Data morbiditas pasien rawat jalan (RL2b),
8.        Manajemen ketersediaan obat pada bagian farmasi/apotik,
9.        Penerimaan kasir pada bagian farmasi/apotik,
10.    Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11.    Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),

2.2.       SumberPengumpulan Data
1.     Data Primer (Primary Data) : ialah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu melalui  survei lapangan dengan menggunakan semua metode pengumpulan data original.
2.    Data Sekunder (Secondary Data) : ialah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

2.3.       Sistem Informasi Rekam Medis
Pemanfaatan komputer sebagai alat pengumpul data rekam medis harus segera dilaksanakan.Pemanfaatan data rekam medis menjadi bagian dari sistem informasi rumah sakit, merupakan langkah maju yang perlu segera dilaksanakan dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat dimana dampak globalisasi sudah mulai dapat dirasakan. Bila pengembangan sistem informasi rekam medis terlambat, maka upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan terlambat.
Manfaat komputer sebagai alat pengumpul data rekam medis antara lain:
1.        Menghemat waktu
2.        Menghemat biaya
3.        Menghindari duplikasi pekerjaan
4.        Memperpendek proses
5.        Tuntutan efektifitas, efisiensi, dan produktifitas kerja, maka peran computer menjadi semakin penting

2.4.       Pengolahan Data Medis
Sebelum dilakukan pengolahan, berkas-berkas rekam medis tersebut diteliti kelengkapannya baik isi maupun jumlahnya. Rekapitulasi dari sensus harian diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut kegiatan rumah sakit, sedangkan formulir-formulir rekam medis diolah untuk menyiapkan laporan yang menyangkut morbiditas dan mortalitas (Depkes RI, 1994).

2.5.       Penyusunan Dan Analisis Data
1.     Data deskriptif, masih menggambarkan keadaan apa adanya dan belum memberikan gambaran makna daripada keadaan tersebut.
2.   Data analitik, sudah dapat memberikan makna dari pola keadaan sesuatu sehingga dapat memberikan suatu informasi yang dapat dipakai sebagai bahan tindak lanjut oleh pengambil keputusan.

2.6.       Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem informasi rumah sakit di Indonesia sudah dikembangkan sejak tahun 1972, dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 651/XI-AU/PK/72 yang mengatur sistem pelaporan rumah sakit sebagai pengganti sistem yang sebelumnya ada. Pada perkembangan berikutnya,  sistem pelaporan rumah sakit disempurnakan kembali sebagai revisi ketiga dengan surat keputusan menteri kesehatan RI No 691 A /Menkes/SK/XII/84. Pembakuan dari pada sistem pelaporan rumah sakit merupakan landasan di dalam upaya memantapkan sistem informasi rumah sakit, karena salah satu modal utama untuk menunjang kelancaran informasi adalah tersedianya data dasar dari unit pelapor.

2.7.       Pengelolaan Sistem Informasi Rumah Sakit
a.        Pencatatan
Pencatatan disini dimaksudkan pendokumentasian segala informasi medis seorang pasien ke dalam rekam medis. Data pasien dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu data sosial dan data medis.
Untuk mendapatkan data medis yang baik, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan oleh dokter dan ahli di bidang kesehatan lainnya, yaitu mencatat secara tepat waktu, up to date, cermat dan lengkap, dapat dipercaya dan menurut kenyataan, berkaitan dengan masalah dan pokok perihalnya, sehingga tidak bertele-tele, bersifat subjektif sehingga menimbulkan kesan jelas.
Kegiatan pencatatan ini melibatkan semua unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pelayanan ataupun tindakan kepada pasien.

Bentuk catatan dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu:
1.        Catatan yang bersifat kolektif
Catatan ini dalam bentuk buku yang sering disebut buku register. Buku register ini merupakan sumber utama data kegiatan rumah sakit.
2.        Catatan yang bersifat individual
Catatan ini mendokumentasikan segala tindakan medik yang diberikan kepada seorang pasien.Bentuk catatan ini berupa lembaran-lembaran yang dinamakan rekam medis.

2.8.       Jenis Sistem Informasi Rumah Sakit
Sistem pelaporan rumah sakit merupakan bagian dari sistem informasi rumah sakit berbagai data tentang kegiatan rumah sakit dikumpulkan untuk mewujudkan sistem ini.  Data tersebut dikumpulkan melalui berbagai formulir standart sesuai dengan frekuensi dan periodenya.

jenis data dan formulir yang perlu dilaporkan antara lain :
1.        Data kegiatan rumah sakit (RL.1)
Formulir RL.1 merupakan formulir rekapitulasi yang mencakup berbagai kegiatan rumah sakit seperti rawat inap, rawat jalan, pelayanan instalasi rawat darurat, kegiatan bedah dan non bedah, pelayanan kesehatan gigi, kegiatan radiologi, pengujian kesehatan, rehabilitasi medik, latihan kerja, pelayanan kesehatan jiwa, kegiatan transfusi darah, kegiatan pengujian kesehatan, kegiatan farmasi rumah sakit, kegiatan pemeriksaan laboratorium klinik, kegiatan rujukan, kegiatan keluarga berencana.  Formulir ini dibuat setiap triwulan oleh masing-masing rumah sakit berdasarkan pencatatan harian yang dikompilasikan setiap bulan. Data yang dilaporkan mencakup semua keadaan mulai tanggal 1 bulan pertama  sampai dengan tanggal 30 atau 31 bulan ketiga pada triwulan yang bersangkutan.

2.      Data kegiatan morbiditas rumah sakit, terdiri dari :
1.         Kegiatan morbiditas individual pasien rawat inap yang meliputi :
·         Morbiditas untuk pasien umum (RL2.1) yang isinya mencakup: jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, diagnosis, penyebab luar cedera dan keracunan, operasi atau tindakan keadaan keluar rumah sakit dan sebagainya.
·         Morbiditas untuk pasien kebidanan (RL.2.2) yang isinya mencakup : jati diri pasien, tanggal masuk dan tanggal keluar, cara melahirkan, diagnotis utama, masa getasi, operasi atau tindakan. Keadaan keluar rumah sakit, tanggal melahirkan, paritas, dan jumlah kelahiran hidup atau mati.
·         Morbiditas untuk bayi lahir di rumah sakit (RL.2.3) yang isinya mencakup: tanggal masuk dan tanggal keluar pasien, tanggal lahir bayi, berat lahir, keadaan lahir, diagnosis utama, dan keadaan keluar rumah sakit.
2.     Rekapitulasi data keadaan morbiditas rawat inap di rumah sakit (RL2a, dan RL2a1 untuk laporan survailans terpadu) memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat inap yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit ke sepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah pasien keluar menurut golongan umur, serta jumlah pasien keluar mati.
3.    Data status informasi (RL2c) sehingga lampiran RL2a1 yang memuat informasi tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
4.         Rekapitulasi data keadaan morbiditas pasien rawat jalan di rumah sakit (RL2b, dan RL 2b1), memuat data kompilasi penyakit atau morbiditas pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar klasifikasi internasional penyakit kesepuluh. Untuk masing-masing kelompok penyakit berisi informasi mengenai jumlah kasus baru menurut golongan umur dan serta jumlah kunjungan.
5.     Data inventarisasi (data dasar) rumah sakit (RL 3), memuat data identitas rumah sakit, surat ijin penyelenggaraan, direktur rumah sakit, fasilitas kesehatan gigi, fasilitas tempat tidur, fasilitas unit rawat jalan.
6.         Data ketenagaan rumah sakit (RL 4), memuat informasi rekapitulasi data jumlah tenaga yang bekerja di rumah sakit menurut kualifikasi pendidikan dan status kepegawaian, dan RL 4a yang merupakan data individual ketenagaan rumah sakit memuat data pribadi, data pekerjaan, pendidikan lanjut, pengalaman kerja, latihan jabatan dan status kepegawaian.
7.     Data peralatan rumah sakit (RL5) memuat informasi rekapitulasi data jumlah peralatan medik yang ada di rumah sakit menurut sumber pengadaan dan keadaannya, dan RL5a yang merupakan data individual peralatan medik di rumah sakit, memuat nama atau jenis alat, tipe atau model, kapasitas dan sebagainya (Ditjen Yan.Med, 1992).

2.9.       Kegunaan Sistem Informasi Rumah Sakit
Kegunaan sistem informasi RS dapat dibedakan menjadi
a.         Sistem informasi untuk pembangunan rumah sakit
Informasi yang dikirim dari sumber informasi (rumah sakit) ke pusat (Depkes) dapat dipakai sebagai acuan atau pedoman.
b.        Sistem informasi untuk manajemen rumah sakit
Informasi yang dihasilkan oleh rumah sakit dapat dipakai untuk keperluan manajemen dalam rangka mencapai tujuan pembangunan dan pengembangan rumah sakit yaitu peningkatan mutu, cakupan, dan efisiensi pelayanan.


2.10.    Indikator-Indikator Pelaporan Di Pelayanan Kesehatan

1.        BOR (Bed Occupancy Ratio)
BOR adalah angka penggunaan tempat tidur. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus:
BOR = ( Jumlah hari perawatan rumah sakit /
            (jumlah tempat tidur X jumlah hari dalam satu periode )) X 100

2.        AVLOS (Average Length Of Stay)
AVLOS adalah rata-rata lamanya pasien dirawat. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum, nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus:
AVLOS = Jumlah lama dirawat / jumlah pasien keluar (hidup + mati)


3.        TOI (Turn Over Interval)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus :
TOI = (( Jumlah tempat tidur X periode ) – hari perawatan/
            Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

4.        BTO (Bed Turn Over)
BTO adalah angka perputaran tempat tidur. Menurut Depkes RI (2005), BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus:
BTO = jumlah pasien keluar (hidup + mati) /
            Jumlah tempat tidur

5.        NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Angka dianjurkan kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Rumus:
NDR = (jumlah pasien mati > 48 jam / jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X
             1000 %

6.        GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Angka dianjurkan kurang dari 45 per 1000.
Rumus:
GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya / jumlah pasien keluar
             (hidup + mati)) X 1000 %


2.11.   Grafik Barber Johnson

Barry Barber, MA, PhD, Finst P, AFIMA dan David Johnson, MSc pada tahun 1973 berhasil menciptakan suatu grafik yang secara visual dapat menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi baik dilihat dari sudut pandang medis maupun ekonomi. Sudut pandang medis dimaksudkan, terkait dengan mutu pelayanan medis dan sudut pandang ekonomi, yaitu terkait dengan pendayagunaan sarana yang ada.
Penciptaan ini merupakan suatu usaha untuk mendayagunakan statistik rumah sakit dalam rangka memenuhi kebutuhan pihak manajemen akan indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit. Barber dan Johnson menjelaskan bagaimana pemakaian empat parameter sebagai salah satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit dan ke empat parameter tersebut dapat digambarkan dalam satu grafik secara bersamaan.
Adapun ke empat parameter tersebut adalah:
1.        Lamanya rata-rata pasien dirawat atau lengh of stay atau mean duration of stay
2.        Lamanya rata-rata tempat tidur tidak terisi (kosong) atau turn over interval
3.        Persentase tempat tidur yang terisi atau percentage bed occupancy
4.       Pasien dirawat yang keluar dalam keadaan hidup dan yang meninggal (discharges) per tempat tidur (yang siap pakai) selama setahun atau bed turn over rate atau throughput.

Makna Grafik Barber Johnson
1.       Semakin dekat titik/ garis percentage bed occupancy dengan sumbu Y, maka percentage bed occupancy semakin tinggi.
2.         Semakin dekat garis throughput dengan perpotongan sumbu X dan Y, maka menunjukkan bahwa discharges dan deaths per available bed (throughput) semakin tinggi jumlahnya.
3.        Jika rata-rata turn over interval tetap, tetapi length of stay berkurang, maka percentage bed occupancy-nya akan menurun (Benjamin dan Perkins, 1961).
4.       Bila mana turn over interval tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi yang kurang baik, kurangnya permintaan (demand) akan tempat tidur atau kebutuhan tempat tidur darurat (the level and pattern of emergency bed requirements). Turn over interval yang tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikan informasi, tanpa mempengaruhi length of stay.
5.        Bertambahnya length of stay disebabkan karena kelambanan administrasi (administrative delays) di rumah sakit, kurang baiknya perencanaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien (patient scheduling) atau kebijaksanaan di bidang medis ( medis policy).
6.        Daerah efisien adalah daerah yang dibatasi oleh nilai:
a.       Turn over interval antara 1 s/d 3 hari
b.      Percentage bed occupancy minimal 75 %

Penggunaan Grafik Barber Johnson
Grafik Barber Johnson sangat bermanfaat untuk mengadakan perbandingan atau dapat digunakan sebagai alat untuk membantu menganalisis, menyajikan, dan mengambil keputusan mengenai:
1.        Perbandingan dalam kurun waktu
Pergerakan ke empat parameter secara trend dalam periode waktu tertentu.
2.        Memonitor kegiatan
Memonitor kecenderungan perkembangan kegiatan di dalam rumah sakit.
3.        Perbandingan antar rumah sakit
4.        Meneliti akibat perubahan kebijaksanaan
5.        Mengecek kesalahan laporan
Nilai-nilai dari ke empat parameter saling terkait. Sehingga apabila ada nilai yang salah di antara keempatnya, maka akan berdampak pada visualisasi pada grafik Barber Johnson yang janggal/keliru.




BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan   
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.

3.2.            Saran
          Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan dimana membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Oleh kerena itu setiap Rumah sakit hendaknya memiliki Sistem Informasi yang lengkap, cepat, terpercaya, dan memenuhi standar yang sudah ditetapkan oleh UUD. Dimana semua itu bertujuan untuk membantu para pengelola program kesehatan, kemudian dalam pengambilan kebijakan dan keputusan dalam setiap pelaksanaan.





DAFTAR PUSTAKA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar